Oleh: Jemy V. Confido
“Every experience is a paradox in that
it
means to be absolute, and yet is
relative; in
that it somehow always goes beyond
itself
and yet never escapes itself.”
T. S. Eliot
Suatu
ketika seorang teman saya berujar bahwa ia sedang berusaha berhenti merokok.
Yang aneh adalah dia berusaha berhenti merokok dengan cara merokok. Lha kok
bisa? Begini penjelasannya. Menurut teman saya tersebut, dia merokok mengikut
pola seperti misalnya dia merokok pada jam tertentu, setelah aktivitas tertentu
(misalnya setelah makan), di tempat tertentu (misalnya teras rumah), dan dengan
merek rokok tertentu. Semua itu membentuk suatu persepsi di dalam otaknya bahwa
merokok merupakan sesuatu yang menyenangkan. Nah, untuk membongkar persepsi
tersebut, teman saya itu mengacak pola yang sudah lama terbentuk. Ia mengacak
waktu merokok, kadang sebelum makan, kadang setelah makan, kadang di selasela
makan. Ia mengganti-ganti merek rokok yang dia konsumsi tanpa mengikuti suatu
pola tertentu agar tidak terbentuk pola baru yang nanti sulit dibongkar.