
Oleh: Riki Ariyanto
Seperti jomblo normal lainnya, Malam Minggu ini niat hati nak menikmati hari (9/2/2014). Namun baru separuh jalan sepeda motor yang aku pinjam ngadat. "Olala" ternyata bensinnya habis.
Sial. Aku kelabakan. Bukan apa, soalnya uang di dompet cuma seribu rupiah. Satu keping pula. Pulsa di ponsel tersisa Rp.156,- baterai pun dah kedap kedip, tanda nak habis.
Jarak yang ku tempuh baru satu kilometer, masih ada Delapan kilometer lagi sampai ke tempat kawan.
Belum jauh memang. Tapi bagi seorang yg perutnya belum di isi nasi sejak siang, tentu itu cukup melelahkan. Hampir saja ku gadaikn diri #ralat# handphone demi seliter bensin. Sampai akhirnya, aku teringat seseorang pemuda penjual martabak. Lapaknya tak jauh dari tempatku berhenti. Aku putar haluan. Ngesot #ralat# ngedorong lagi.
Sesampainya di sana, dengan penuh rasa segan ku utarakan niat. Sambil menyodorkan ponselku sebagai jaminan. Seandainya aura tampangku belum bisa dapat dipercaya. Lalu dia tersenyum sambil menyodorkan selembar uang dari laci gerobak, tanpa meraih handphoneku. Padahal kami tak begitu akrab. Seingatku baru tiga kali kami bertatap muka. Lalu Segera ku cari penjual bensin eceran.
Dan Tancap gas mnuju ATM terdekat. "Te-tot-te-tot." Setelah memencet ini itu, jadilah saldo tabungan yang tak seberapa itu kandas. Aku kembali ke tempat si pemuda tadi. "Martabak coklat satu ya," sahutku. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Sudah berkunjung ^_^
Jangan lupa komen ya, trims